FamilyTrip: Baby F First Flight


Masih berhubungan dengan posting FamilyTrip sebelumnya, kali ini saya mau cerita tentang pengalaman pertama baby F liburan dan naik pesawat.

Baby F memang sudah biasa bepergian semenjak bayi. Usia kurang dari sebulan sudah bepergian Jakarta-Puncak, dan Puncak – Garut – Puncak. Baru tiga bulan saja, baby F sudah pernah ke kab. Bandung dan Kuningan karena ada acara keluarga besar. Maceuh sekali yak, anak saya.

Berbarengan dengan business slash family trip kemarin, saya dan L memberanikan diri untuk membawa baby F pergi agak jauh, ke Semarang, dengan pesawat terbang. Ngga tau ya buat orang tua yang lain, tapi buat saya dan L membawa bayi bepergian naik pesawat untuk pertama kali itu a big deal meski cuma penerbangan domestik dengan waktu tempuh selama 1 jam.

Persiapan

Saya membekali diri dengan blog walking, pengen tau pengalaman moms yang lain waktu bawa baby mereka jalan naik pesawat. Berdasarkan pengalaman orang lain ini, lumayan lah kebayang apa yang harus saya siapkan. Saya sempat kepikiran untuk beli baby earmuff tapi pencarian saya di beberapa toko offline tidak membuahkan hasil, akhirnya pasrah aja berangkat tanpa earmuff.

Isi belanjaan saya sebelum liburan buat baby F terdiri dari sabun botol ukuran kecil, deterjen bayi ukuran sachet, topi, penjepit pacifier dan anti-mosquito band. Ada yang saya beli via online ada juga yang beli langsung.

Apa aja yang saya bawa? Untuk bepergian selama lima hari saya bawa sekitar 11 stel baju, 3 botol susu, formula kemasan kaleng yg memang sudah dibuka, setumpuk pospak alias pampers, toiletries baby F plus handuk, 3 pasang kaos kaki, 2 buah topi, perlak dan 2 kain flanel alias bedong untuk alas atau selimut. Semua barang ini saya masukkan koper bersama yang juga dipakai saya dan L. Sudah? Belum dong, kan masih ada diapers bag.

Isi diapers bag yang saya bawa sebetulnya standar; 3 pcs pospak, diaper cream, moisturizer cream, 1 atasan, 1 bawahan dan 2 celana pop, 3 botol susu berisi bubuk formula, termos air panas, air mineral, tissue basah buat ganti popok, tissue basah buat pacifier atau nipple dan tissue kering.

Persiapan paling penting lainnya untuk bepergian pake pesawat adalah beli tiket pesawat (obviously). Saya memilih untuk membeli tiket PP dengan citilink karena mempertimbangkan harga (Garuda mihils dan sayang cuma sejam di udara) dan juga kenyamanan. FYI, infant juga kena charge ternyata kalo beli tiket pesawat, charge sekitar 20% dari harga tiket dewasa. Oh iya jangan lupa untuk menyiapkan juga dokumen dokumen yang sekiranya dibutuhkan. Saya waktu itu bawa copy akta lahir dan kartu keluarga.

Hal yang paling banyak dianjurkan sebelumnya adalah memilih waktu terbang sesuai jam tidur bayi dengan tujuan bayi akan tidur lelap dan tidak rewel di perjalanan. Tapi untuk pengalaman kali ini, karena kepergian harus dipaskan dengan jam kerja saya jadi kami memilih penerbangan pukul 8 pagi sedangkan kepulangan dipilih pukul 7 malam.

Check in dan Boarding

Dari blog yang saya baca, banyak yang menyarankan untuk memberi tahu bayi bahwa kita akan bepergian dan memakaikan baju yang akan dipakai dalam perjalanan dari malam sebelumnya. Tujuannya adalah supaya tidak mengganggu jam tidur bayi dan moms tidak  riweuh ketika akan berangkat. Tapi plan tersebut tidak bisa dilakukan karena baby F ngga bisa bobo pake baju panjang kalo di Jakarta.

Akhirnya subuh-subuh baby F ikut bangun pas saya bangun. Baru setelah saya beres siap-siap, saya lap baby F pake waslap hangat, ganti pampers dan ganti baju.

Baju yang dipakai baby F adalah stelan panjang mengingat suhu dalam pesawat cukup dingin. Jangan lupa bawa selimut atau kain flanel buat jaga-jaga.

Perjalanan dari rumah ke Bandara lancar jaya. Baby F masih sempet tidur dan bangun pas mau check in. Proses check in juga standar dan tanpa halangan. Sayangnya tidak ada cek dokumen untuk bayi,  honestly ini security  risk banget lah. Kebayang ngga sih begitu mudahnya sindikasi penculikan bayi buat berpindah-pindah kota bahkan dengan pesawat?

Saat berangkat, Fay sudah minta mimi di ruang tunggu. Sempet deg-degan karena dari artikel yang saya baca bayi sebaiknya minum susu saat take off dan landing, tapi jangan khawatir, pacifier to the rescue.

Saat penerbangan pulang, hal pertama yang dilakukan baby F begitu masuk Bandara adalah pup. Banyak. Akhirnya check in pun buru-buru. Important note, pastikan infant mendapat boarding pass. Ketika check in di Semarang, petugasnya lupa memberikan boarding pass (tapi dia ngga ngaku ??) dan prosess boarding sempat tertahan.

Boarding saat pemberangkatan berlalu tanpa hambatan,kebetulan saya memilih kursi paling depan supaya lebih nyaman untuk penerbangan pertama ini. Memang harus merogoh kocek lebih dalam tapi worth it sih sebetulnya, apalagi jika harus terbang lebih dari 2 jam.
Botol susu dan air untuk menyeduh sudah saya siapkan di kantong depan. Jaga jaga jika baby F minta mimi lagi. Pacifier sudah tergantung di baju baby F. Diaper bag dipegang sama L. Hal yang sama saya lakukan juga di penerbangan pulang.

Di udara

Saat pemberangkatan, baby F udah ngantuk – ngantuk sih tapi dia tetap terjaga sampe take off. Pacifier ngga lepas dari mulut, dan beberapa menit setelah sabuk pengaman boleh dibuka, baby F udah bobo dengan sukses.

Karena waktu tempuh singkat, baby F masih tidur pas pesawat landing. Jadi dia sama sekali ngga ngemut apapun. Tapi Alhamdulillah, dia sama sekali ngga nangis pas landing. Cumaa dia pup pas lagi nunggu pintu pesawat di buka.

Pas pulang? Udah sound asleep semenjak sebelum check in dan bangun keesokan harinya.

Selama di udara sih sempet deg-degan takut baby F rewel, tapi ternyata anaknya malah anteng dan bobo nyenyak. Semoga di penerbangan penerbangan selanjutnya, kamu masih sekalem ini yah.

Flight essentials.

Selepas Menjejak TanahBegitu sampe Bandara A. Yani Semarang, yang dicari adalah nursery room. Tapi sayang sekali, di terminal kedatangan tidak tersedia nursery room. Jadilah saya ganti popok baby F di toilet.

Ribet juga ternyata untuk ganti popok di toilet karena gerakan tangan harus lihai dalam membuka, membersihkan dan memasang pampers sambil menjaga bayi ngga jatuh dari kap toilet duduk.

Tapi Alhamdulillah, semua aman terkendali. Saya selesai ganti popok, bagasi sudah ada di tangan L. Jadi kita langsung cuss ke hotel.

Saat pulang alias tiba di Jakarta, yang pertama dicari adalah tempat duduk karena pegel..jalan dari turun pesawat sampe pengambilan bagasi dengan anak bayi yang lagi tidur itu cukup melelahkan.

Akhirnya, itulah yang terjadi untuk penerbangan pertama baby F. Alhamdulillah lancar mulus tanpa rewel.

See you on other post  ?.

  • December 25, 2016
  • 2