Kenapa Harus FPI? Kenapa Harus Rizieq?

When we start putting someone, anyone, in a pedestal, we stop seeing their flaws, we excuse their mistake, we see that everything (s)he do or say are true and need to be admired.

Akhir-akhir ini, setiap kali membuka laman beranda facebook, kok rasanya seperti melihat kebakaran rumah. Riuh rendah pilkada DKI, FPI, GMBI, Ahok, Rizieq membuat saya mengernyitkan kening. Belum lagi berita soal bully berujung kematian mahasiswa yang juga membuat senewen dan geleng-geleng kepala.

Tapi yang ingin saya bahas sekarang adalah kebingungan saya tentang para dewasa jadi fans militan sebuah ormas dan ketuanya. Iya, saya bicara tentang FPI dan Rizieq. Lima sampai sepuluh tahun yang lalu, banyak yang mencibir tingkah polah ormas ini. Yuk, ngacung yuk yang dulu geram dengan sweeping FPI? Yang sempat mengeluarkan sumpah serapah saat ada riot di Monas dengan massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan atau AKKBB 2008 lalu?

I know that human is fluid, we change overtime tapi ya kok saya masih tidak habis fikir kenapa sekarang banyak banget yang radikal dengan FPI dan Rizieq. Semenjak kasus Ahok dan Al Maidah ayat 51 ini mencuat, FPI & Rizieq memiliki kesan positif di mata masyarakat banyak, seolah-olah menjelma menjadi manusia super yang harus banget diidolakan semua orang. It’s just like berdiri bersama FPI/Rizieq atau menjadi kafir. Seolah-olah dunia sehitam-putih itu. Twit Uus yang sarkas kemarin itu dianggap menistakan ulama dan dengar-dengar membuat dia diputus kontrak oleh beberapa stasiun televisi. Dan saya agak bengong sih sebetulnya, itu jokes doang kenapa bisa sampai segitunya.

Saya pernah mengutarakan rasa penasaran saya di Path, dan respons beberapa rekan mengaitkan ini dengan kegiatan politik dan bagaimana FPI bertindak sebagai corong ketidakpuasan sehingga banyak yang mengekor. ini kegiatan politik oke, masih masuk akal sih tapi kok bisa sampe segitunya sih, dan atuhlah kenapa sentralisasi ke tokohnya ini yang bikin saya bengong. Ada beberapa posting medsos yang mendewakan banget sosok Rizieq ini seolah Rizieq ngga mungkin salah sama sekali.

Heboh soal wartawan stasiun berita nasional menyangkut demo, meski memang pernyataannya tidak bijak, tapi kemudian dikaitkan dengan twit dia beberapa tahun yang lalu tanpa peduli konteks. Tapi kalo Rizieq sendiri yang ngomongnya kelewatan dibela mati-matian. Kasus pelesetan sampurasun dianggap angin lalu, dakwah Rizieq yang di Pondok Kelapa itu tentang dogma trinitas kristen dibela juga karena dianggap itu untuk konsumsi terbatas. Padahal yah, menurut saya pribadi, di sebuah ceramah umum yang pesertanya datang dari latar belakang beragam, kemampuan cernanya beda-beda, ngapain sih dia menyampaikan hal sesensitif itu?

Rizieq memang sedang tersandung banyak kasus sekarang, banyak yang melaporkanĀ  ina ini itu karena ucapannya sendiri. Tapi yah, fans garis keras malah menganggap Rizieq dikriminalisasi. Padahal mah ya udah terima aja kalo dilaporin karena ucapan dia memang suka kelewatan. Don’t use double standard atuh, kalo kita menuntut Ahok diproses secara hukum karena ucapannya, kenapa kita menolak pelaporan Rizieq karena ucapan dia?

Saya ngga akan menafikan gerakan-gerakan FPI yang memang membantu umat. Ada foto-foto dokumentasi relawan FPI yang ikut turun tangan membantu pas musibah Aceh dan Garut, pun foto Rizieq yang membantu memadamkan api saat terjadi kebakaran. Tapi, saya juga ngga akan tiba-tiba tutup mata sama kekasaran aksi-aksi sweeping FPI sebelum-sebelumnya. Saya ngga akan tiba-tiba menganggap bahwa rengrengan FPI ini orang bageur semua, yang taat aturan dan lembut karena pas mobilisasi massa tetap aja ada yang ngga pake helm, teriak-teriak provokasi untuk melakukan kekasaran.

Terus inti tulisan ini apa? Ngga ada, saya cuma pengen curhat aja, pengen ngasi tau kalo jangan terlalu melangit-langitkan seseorang, pas jatuh bakal sakit loh.

Udah ah, mending saya lanjutin nulis soal yang ringan-ringan aja. Semacam review kuliner saya di Medan kemarin yang belum selesai, atau nyiapin buat RabuRiset.

 

ByeBye,

 

G

  • January 27, 2017
  • 4