Ketika Anak Demam

Sebagai seorang ibu, ketika melihat anak kita sakit, rasanya sedih sekali. Sedih melihat kondisi anak yang lemes dan rewel, dan sedih karena suka merasa gagal merawat anak. Salah satu gejala penyakit yang kerap diderita oleh anak adalah demam.

Yha, bukan sesuatu yang mengagetkan lagi kalo anak sumeng ketika dia overstimulus tapi kemarin itu, anak kedua saya, Fath demam hingga 40.5 derajat Celcius. Memang anaknya sudah mulai hangat di Jumat siang, Jumat malam langsung naik ke 38.5 – 40.5. Sabtu pagi, masih naik turun di rentang 39 – 40 derajat hingga akhirnya saya langsung memutuskan untuk pergi ke dokter.

Demam Pada Anak

Biasanya saya menunggu 2 – 3 hari sebelum memeriksakan anak ke dokter karena demam, apalagi memang sepertinya ada diare karena tekstur pupnya cair. Tapi kali ini meski baru satu hari menurut saya udah waktunya ke dokter. Memang sih ada beberapa pendapat yang menyarankan kita agar ngga terlalu panik menghadapi demam pada bayi, but well, my instinct said so. Pertimbangan saya adalah karena Fath baru berusia 9 bulan dan demamnya sudah sempat menyentuh 40.5 derajat celcius.

Saat periksa ke dokter, memang ada infeksi usus jadi Fath diresepkan antibiotik, anti diare dan probiotik. Alhamdulillah, tepat seminggu dari hari pertama Fath demam dan sudah berangsur sembuh meski tekstur pupnya belum sepenuhnya normal.

(Baca Juga: Alat kesehatan bayi, apa aja sih?)

Menghadapi demam pada bayi dan anak memang kadang ngeri. Takut berimbas ke syaraf, atau gimana-gimana kan. Jadi apa yang harus disiapkan orang tua saat menghadapi anak yang demam?

Demam pada anak

Thermometer

Ini adalah benda wajib yang harus ada di rumah untuk mengukur suhu anak, jangan mengandalkan punggung tangan atau perasaan. Sekarang harga termometer digital kan makin terjangkau jadi usahakan banget beli dan jadikan peralatan wajib di rumah.

Konon katanya, termometer yang dikepit di ketiak lebih akurat dari pada termometer telinga, tapi ya Buibu kadang anak-anak ngga mau berlama-lama menjepit sesuatu di ketiak, jadi termometer telinga adalah termometer yang cukup praktis. Eits, jangan sampai lupa simpan ya, biar ngga kelabakan ketika membutuhkan termometer.

Obat Penurun Panas

Obat penurun panas adalah obat yang juga harus ada di kotak P3K rumah. Meski dengan tersedianya obat ini di rumah, kita tentu punya parameter sendiri kapan harus diberikan. Saya biasanya memberikan obat penurun panas ketika suhu anak sudah di 39 derajat celcius atau anak sudah mulai terlihat lemas.

Saya sendiri stok 2 jenis obat penurun panas di rumah. Obat pertama yang biasanya saya gunakan adalah parasetamol syrup tapi jika parasetamol syrup tidak dapat bekerja dengan baik, biasanya saya memberikan ibuprofen. Dosisnya silakan tanya DSA masing-masing ya. Untuk ibuprofen sendiri hanya diberikan setelah si anak selesai makan karena bisa bikin asam lambung meningkat.

Mental

Selain perlengkapan kesehatan, yang juga harus disiapkan adalah mental. Jangan mudah panik karena panik akan membawa kita kepada situasi-situasi yang merepotkan diri sendiri. Siap-siap juga untuk menjaga mental supaya ngga ikutan stress menghadapi anak sakit yang suka lebih rewel dari biasanya.

Saat sakit, anak merasa tidak nyaman, dan berimbas pada bertambahnya frekuensi merengek atau nangis. Ada yang biasanya anteng, jadi grumpy, ada yang kalo tidur bisa langsung tidur tinggal tepuk-tepuk pantat, jadinya harus diayun-ayun di gendongan. Belum lagi kalo kakaknya juga jadi mencari perhatian. Yuk, menghela nafas sebentar, bergantian dengan support system yang tersedia, agar kita tetap waras.

Mental Health

Stamina

Ketika sakit, biasanya istirahat anak jadi terganggu, sebentar-bentar bangun dan ingin digendong. Nah, jika terjadi malam hari biasanya orangtua juga ikutan bangun dong. Belum lagi orang tua lah yang juga kena exposure bakteri atau virus karena menjadi caretaker utama.

Makanya stamina kita penting dijaga extra saat menjaga anak sakit. Tetep harus makan teratur, minum yang banyak dan juga konsumsi suplemen jika dirasa perlu.

Daya Pikir

Hal lain yang harus juga disiapkan secara optimal adalah daya pikir. Saat menemani anak yang sakit, daya pikir kita sebagai orang tua rasanya diuji banget. Apalagi saat yang sakit adalah bayi. Duh, kita harus bisa berpikir jernih agar bisa memutuskan apa treatment yang tepat untuk anak kita yang hanya punya satu bahasa; menangis.

Kita pun kadang harus puter otak bagaimana caranya membuat anak nyaman, mau menelan obat dan bisa tidur dengan nyenyak. Ini ngga akan bisa terlaksana maksimal kalo daya pikir lagi melambat. Supaya daya pikir on terus gimana? Balik lagi ke awal sih memastikan kondisi mental kita bagus dan stamina kita juga terjaga.

Selain dari itu, apa yang bisa kita lakukan ketika anak demam? Nih saya punya list rangkumannya

  1. Pakaikan pakaian tipis dan gampang menyerap keringat, jangan justru dibuntel dengan pakaian tebal, kasian nanti anaknya bisa kepanasan.
  2. Mandikan dengan air hangat, anak yang demam boleh mandi loh, justru bagus untuk meluruhkan kotoran yang menempel di kulit dan bikin si anak nyaman karena setelah mandi badan dia menjadi lebih dengan segar
  3. Pastikan asupan bagi anak tercukupi. Iya, iya kalo lagi sakit anak biasanya lebih sulit makan, tapi pastikan asupan cairan seperti susu atau ASI tetap terpenuhi sehingga anak terhindar dari dehidrasi.
  4. Pastikan suhu kamar tetap sejuk, supaya apa? Ya supaya anaknya nyaman dan bisa beristirahat dengan baik.
  5. Bagaimana dengan konsumsi obat penurun panas? Boleh saja diberikan, tapi dosisnya harus sesuai dengan petunjuk dokter.
  6. Kapan ke Dokter? Seperti yang sudah saya utarakan di awal, biasanya sih kalo saya ke Dokter ketika sudah 3 hari demam tak kunjung turun, atau ketika suhunya sudah sangat tinggi. Kenapa biasanya menunggu tiga hari? Well, karena demam bukanlah penyakit tapi salah satu gejala penyakit. Demam juga biasanya menunjukkan bahwa tubuh sedang menyerang sel-sel penyakit yang mana jika lebih dari tiga hari tapi masih demam, maka tubuh seyogyanya dibantu dengan dukungan obat untuk melawan penyakit.

Jadi, sekarang sudah siap untuk berhadapan dengan demam? Tapi meskipun kita siap, semoga anak-anak kita dihindarkan dari penyakit ya BuIbu.

See you on the next post,

  • September 6, 2019
  • 47