Rabu Riset: Metode Pengumpulan Data Kuantitatif

ALOHA! Ketemu lagi di #RabuRiset. Setelah dua post kemarin bercerita tentang review singkat kunjungan saya di kota Medan dan review Kuliner, diseling dulu sama posting yang satu ini ya.

Well, dulu saya pernah menulis tentang  komponen penting dalam riset dan juga tentang validitas data. Tulisan kali ini saya akan membahas tentang metode pengumpulan data yang biasa saya lakukan di tempat kerja. Sesuai judulnya saya hanya akan mengulas soal metode kuantitatif aja dulu ya. Metode kualitatif semoga bisa dipost minggu depan.

Metode pengumpulan data ini bukan mengenai metode pengambilan sampel saja (purposive vs random) tapi juga dilihat dari tipe survey yang dilakukan, alat yang digunakan, cara merekrut responden, dan tempat pelaksanaan survey.

Berdasarkan tipe survey yang dilakukan sendiri kita bisa bagi menjadi tiga kelompok besar;

  1. Face to Face Survey; Survey Tatap Muka berarti survey dilakukan secara langsung antara interviewer dan responden. Ini adalah survey yang paling banyak dilakukan saat ini karena biasanya hasilnya lebih valid dan lebih efektif dalam menambah jumlah responden.
  2. Self-completion survey; Survey yang diisi sendiri biasanya dalam bentuk online survey atau bisa juga diisi di kertas. Self completion survey ini biasanya menyasar responden dari kalangan kelas menengah ke atas atau responden diambil dari panel alias daftar orang yang bersedia menjadi responden. Kekurangan self completion survey ini adalah kualitas data rendah karena banyak yang mengisi dengan one-liner, response rate juga cenderung rendah karena belum banyak orang indonesia mengisi survey secara online, terus khusus untuk online survey, reach juga terbatas di kota-kota besar dengan koneksi internet yang stabil.
  3. Phone Survey; Survey yang dilakukan melalui telepon. Interviewer akan menelpon responden dan mengajukan beberapa pertanyaan, karena dilakukan dengan medium telpon biasanya lamanya survey maksimal 15 menit saja. Semakin singkat semakin bagus agar survey tidak terputus ditengah.

Berdasarkan alat yang digunakan, kita bisa bagi menjadi beberapa jenis survey:

  1. Pen And Paper Interview (PAPI); Ini bukan lagu PPAP atau pen pineapple apple pen yak, tapi memang metode pengumpulan data dengan menggunakan kertas dan pulpen alias interview biasa dimana interviewer bakal bawa setumpuk kopian kuesioner untuk diisi. PAPI ini salah satu survey tradisional dan sebetulnya sudah mulai ditinggalkan karena boros pemakaian kertas (and it means photocopy cost and also the environmental issue) dan boros waktu. Kenapa boros waktu? Karena setelah interview selesai, kuesioner harus dicek terus dicoding dan dientry secara manual. Survey di banyak kota? Jangan lupa akan ada biaya pengiriman kuesioner.
  2. Computer Aided Telephone Interview (CATI); yang ini bentuknya phone survey seperti yang sudah dijelaskan di atas. Tapi yang ini sudah menggunakan sistem komputerisasi dimana database responden dan kuesioner ditampilkan di layar komputer. Wawancara juga terekam di dalam sistem dan data bisa langsung diakses. Di perusahaan tempat saya bekerja, Pixel Research, sistemnya sudah dilengkapi dengan whispering jadi jika mau ikut mendengarkan interview, kita bisa langsung login dan mendengarkan wawancara. Keunggulan CATI adalah karena sistemnya sudah terkomputerisasi, data bisa langsung diakses, pun ada rekam jejak produktifitas agent, mirip-mirip dengan call center lah yang bisa mengetahui sudah berapa nomer telepon yang didial, berapa yang menyelesaikan interview dan berapa yang menolak,.
  3. Computer Aided Personal Interview (CAPI); yang ini dilakukan dengan tatap muka namun dengan bantuan gadget. Bisa dalam bentuk PC, Laptop atau Tablet. Kuesioner sudah dalam bentuk program dan ini memudahkan pemrosesan data dan memangkas waktu dan biaya untuk manual checking, coding dan entry. Link yang digunakan bisa langsung online alias terhubung ke internet atau offline dimana interviewer mengsingkronisasikan kuesioner setiap hari setelah selesai. Kelebihannya selain bisa memangkas waktu dan terlihat gaya euy pake Tablet, data pun bisa didapat lebih cepat. Real time malah. Tapi investasi tentu lebih mahal karena ada tambahan biaya pulsa atau gadget yang digunakan. Selain itu, karena koneksi internet tidak semulus yang diharapkan, lebih baik menggunakan link offline terlebih dahulu untuk kota-kota yang beneran koneksi internetnya rendah.

Jika dilihat dari cara merekrut responden kita bisa membaginya lagi menjadi;

  1. Random Recruitment; Rekrutmen secara acak biasanya dilakukan untuk survey-survey mass product dengan lingkup wilayah yang ditentukan sebelumnya. Jadi dalam random recruitment, interviewer akan datang ke satu wilayah yang ditentukan, kemudian membuat satu rumah menjadi pangkal dan mulai menghitung dengan interval 3 atau 5.
  2. Intercept; Dilakukan di jalan atau area publik dimana interviewer mencegat calon responden untuk direkrut atau diwawancara, bisa langsungditempat itu atau justru diundang ke tempat tertentu.
  3. Snowball: Salah satu tipe purposive sampling yang biasanya didapat dari respondent referral. Biasanya ngga disebutkan di dalam brief sih karena sudah masuk dalam purposive sampling.
  4. Booster; Biasanya dilakukan untuk mencari tipe responden tertentu yang mungkin jika dibiarkan secara natural kuotanya tidak akan bisa terpenuhi.

Jika dilihat dari tempat pelaksanaan survey, kita bisa bedakan lagi menjadi:

  1. Central Location Test (CLT); Responden mengikuti survey ditempat yang sudah ditentukan. Biasanya CLT digunakan untuk product test untuk ensure kerahasiaan produk dan ensure product quality.
  2. InHouse: Dilakukan langsung di rumah responden, bisa dalam kuesioner biasa atau ada product placement dan trial. Untuk product placement yang dilakukan di rumah biasanya produk disimpan dan digunakan selama beberapa hari.

Nah, biasanya metode pengumpulan data ini sudah diputuskan di awal survey. Jadi biasanya ketika briefing dengan tim interviewer kita tinggal bilang pengumpulan data seperti apa yang kita gunakan. Oh iya, biasanya juga pengumpulan data ini metodenya disatukan misal; F2F, CAPI,  CLT – Intercept yang artinya riset tatap muka, dengan menggunakan sistem komputer dilakukan di tempat yang ditentukan dan responden direkrut dengan cara intercept.

As a quick summary, kalian bisa refer ke figur di bawah ini ya.

 

 

 

Sekian untuk edisi RabuRiset kali ini. Minggu depan kita bahas pengumpulan data secara kualitatif ya.

 

 

 

Cheers,

 

 

G

  • January 25, 2017
  • 2