Wisata Edukasi Saat Pulang Kampung

Sebentar lagi sudah akan memasuki liburan akhir tahun nih.

Ya ya, masih 5 – 6 minggu lagi sih memang, tapi yang sudah merencanakan liburan pasti sudah punya tiket di tangan kan?  Akhir tahun biasanya juga dipilih untuk liburan keluarga karena yang bekerja ada yang dapat libur panjang, atau bisa ambil cuti panjang, dan yang masih sekolah biasanya sudah memasuki libur semester.

Salah satu pilihan liburan adalah Pulang Kampung. Meski pulang kampung identik dengan Idul Fitri, tapi sah sah saja kan dilakukan kapan pun?

Tulisan menarik dari rekan saya, mak Dira di #kebloggingcollab kelompok Raisa soal travelling plus, membuat saya berpikir bahwa pulang kampung pun bisa menjadi kesempatan dalam mengedukasi anak.

Baca punya: Mak Erie | Mak Meirida | Mak Farida | Mak Ima | Mak Winarni

Pulang kampung berarti pulang ke tempat dimana mana kita sudah cukup hafal hampir semua sudut dan kelokan sementara buat anak, tempat itu masih belum familiar tapi worthy to explore!

Enaknya lagi, kita ngga perlu susah susah mengeksplor via internet terlebih dahulu karena kita sudah tahu apa saja yang khas dari daerah kita.

Apa saja yang bisa kita eksplorasi dan edukasi?

1. Tempat wisata antimainstream

Sebagai orang lokal atau seenggaknya pernah lama di suatu tempat, pasti tau dong tempat wisata yang masih jarang di kunjungi. Well, meski kalo uda kelamaan ga pulang, si tempat wisata itu bisa jadi uda terkenal banget.

Tapi buat yang masih sering pulang, pasti perbendaharaan tempat wisata anti mainstream masih lumayan dong ya. Sambil berwisata di kawasan yang masih jarang dikunjungi, bisa juga loh bercerita soal sejarah tempat wisata itu plus dongeng tambahan yang nuansa lokalnya berasa banget.

2. Pasar Tradisional

Pulang kampung lalu berkunjung ke pasar tradisional bisa berarti mengenalkan banyak hal pada anak. Perbedaan komoditi segar yang tersedia di satu daerah bisa menjadi satu topik bahasan.

Kalo anaknya udah usia sekolah menengah bisa lebih seru lagi melihat harga jual barang A atau B bisa berbeda dengan di rumah karena mungkin kampung kita jadi asal si barang A atau B itu. Looking at those economic theories in real life, akan sangat menyenangkan buat anak simply because I had fun too when I was a kid.

3. Kuliner

Wisata kuliner pasti dinanti nanti hampir semua orang. Sebagai orang lokal, kita pasti lebih punya info makanan atau minuman mana yang lebih lama terkenal pleus bisa sekalian nostalgia buat orang tua.

(Baca juga: Bakso Amat Medan)

Saat wisata kuliner, selain mengenalkan anak pada kuliner khas daerah, orangtua juga bisa cerita, kapan dimana dan sama siapa mereka makan hidangan yang sama berbelas atau berpuluh tahun lalu.

Those tidbits about life pre-marital dan punya anak akan membawa anak mengerti bahwa orangtuanya pernah jadi anak muda juga. Dan somehow buat saya, it’s humanizing parents.

4. Sowan

Kembali ke kota halaman, berarti silaturahmi ke rumah saudara yang masih tinggal sedaerah atau kawan kawan yang memang tidak merantau. Sowan ini seperti mengenalkan anak pada akar yang dimiliki orang tua.

Sowan yang biasanya dipenuhi dengan cerita masa lalu juga bisa makin mendekatkan anak dengan orang tuanya, dan ya itu tadi, humanizing parents. Mengenal sosok orang tua di luar sosok papa mama yang selama ini dikenal di rumah.

(Baca juga: baby F, First Flight)

5. Kuburan

Yang terakhir ini, saya sarankan dilakukan jika anak anak sudah mengenal dan cukup memahami kematian. Berkunjung ke kuburan keluarga akan membantu mengenalkan anak kepada siapa leluhurnya. Ginealogy is important meski itu bukan segalanya.

Tapi berpikir bahwa anak punya great-great-and-many-times-great bisa membuat mereka feel that they belong somewhere dan menguatkan akar mereka sendiri.

Plus, bukankah mengingat kematian merupakan sesuatu yang dianjurkan supaya ngga terlalu lena di dunia?
Jadi uda punya rencana kan pas pulang kampung nanti?

See you,

Postingan ini merupakan post dalam rangka #kebloggingcollab kelompok raisa.

  • November 13, 2017