Wisata Sejarah di Jakarta, Mau Kemana?

Begitu membaca post Mak Dira di website KEB untuk trigger KEBloggingCollab kali ini, saya langsung kebingungan mau membahas apa. Bukan bingung karena kota yang saya tinggali saat ini tidak punya wisata sejarah ya, tapi bingung karena saya sudah lama sekali tidak menyambangi kawasan historis. Mengapa? Sesederhana karena di circle pertemanan saya tidak ada yang punya interest ke wisata sejarah. Bahkan saat impromptu visit ke Taman Air Jogja pun yang excited hanya saya sendiri. Cici F masih belum terlalu ngerti untuk diajak menikmati sejarah.

Baca juga punya temen-temen kelompok Raisa ya: 

Mak Merida | Mak Ery | Mak Ima

Tapi bukan berarti saya ngga bisa cerita dong harus kemana jika mau wisata sejarah di Jakarta. Salah satu kawasan yang selalu masuk dalam list adalah kawasan Kota Tua, Jakarta. Terletak di Utara Jakarta yang dekat dengan pantai dan pelabuhan membuat cuaca di kawasan ini terasa panas dan kering. Jadi selalu siapkan payung/topi untuk membantu menghindari sengatan matahari plus jangan lupa pakai sunblock ya untuk menjaga kulit kita dan yang terkasih dari bahaya sinar UV. 

Baca juga: Mengintip Taman Sari

Apa saja yang wajib dikunjungi di kawasan Kota Tua? Buat saya sih wajib banget datang ke Museum Bank Mandiri karena tempatnya cukup terawat dan banyak memiliki diorama yang membuat kita bisa bercerita tentang perbankan di masa lalu. Plus ada stained glass yang instagramable banget untuk dapat foto siluet.

Stained Glass Bank Mandiri 
Source: Wikipedia

Selain Museum Bank Mandiri, bisa juga sempatkan datang ke Museum Wayang untuk melihat koleksi wayang yang beragam. Ssst, Wayang sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia loh. Jadi yuk, kita kenali lebih dalam lagi tentang beragam jenis wayang yang ada di negara tercinta ini. 

Yang terakhir bisa kemana? Ke Museum Fatahillah. Museum yang dulunya adalah balai kota Batavia ini menyimpan lekuk arsitektur yang indah. Pas buat foto-foto sambil membayangkan kehidupan kota Batavia seperti apa. Selain itu, ada juga replika peninggalan kerajaan Tarumanegara dan Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta dan mebel-mebel antik.

 Sekilas Sejarah Kawasan Kota Tua Jakarta

Kawasan Kota Tua Jakarta merupakan cikal bakal wilayah Jakarta. Bahkan, kota ini dirintis sejak tahun 1526 saat Fatahillah diperintahkan Kesultanan Demak untuk menyerang pelabuhan Sunda Kelapa yang saat itu dikuasai oleh Kerajaan Pajajaran. Setelah memenangkan Sunda Kelapa, Fatahillah kemudian menamai daerah ini menjadi Jayakarta.  Baru pada masa penjajahan Belanda, tahun 1619, VOC menghancurkan Jayakarta,  lalu membangun Batavia pada 1620.

Peta Batavia Pada Masanya
(Source: Wikipedia)

Sebagai catatan, seingat saya memang pada zaman kolonialisme kota-kota yang rawan ditaklukkan oleh serangan militer adalah kota-kota pelabuhan karena saat itu kota pelabuhan biasanya berfungsi sebagai pusat perekonomian dan titik kontak dengan dunia luar. Pusat pemerintahan bisa jadi berada beberapa (ratus? atau ribu?) kilometer di pusat kerajaan. Kenapa pelabuhan bisa rawan? Ya karena transportasi andalan pada kala itu ya Kapal Laut, apalagi untuk mencapai daerah baru atau daerah kepulauan. Ngga mungkin berenang atau mengandalkan kuda terus menerus kan? Ingat-ingat bahwa 71% permukaan bumi adalah lautan, dan daratan hanya 29%. Makanya kapal laut jadi salah satu teknologi awal dalam transportasi. Pesawat udara jadi teknologi yang muncul belakangan dan membutuhkan sumber daya yang jauh lebih mahal. 

Baca juga: Wisata Ke Prambanan

Balik lagi ke sejarah Kota Tua, Jakarta dulu dinamai Batavia dari kata Batavieren yang menurut Wikipedia sih merupakan leluhur Belanda. Kota Batavia pun semakin berkembang dan meluas ke wilayah selatan Jakarta, apalagi setelah adanya epidemi yang menyerang daerah Kota Tua. FYI, Kota Batavia ini didesain dengan arsitektur Eropa lengkap dengan benteng, dinding kota dan kanal. Sayangnya, Benteng Batavia ini dihancurkan pada 1810-1910 dan beberapa materialnya digunakan untuk membangun istana Daendels. 

Sempat menjadi lokasi kantor pusat VOC, maka jangan heran apabila menemui banyak kantor dengan arsitektur eropa kuno lengkap dengan nama-nama dalam bahasa Belanda di sekitaran Kota Tua. Sayangnya, gedung-gedung kantor tersebut masih kurang terawat sehingga timbul kesan spooky. 

Transportasi Menuju Kawasan Kota Tua

Transportasi yang paling mudah dan nyaman tentu saja menggunakan kendaraan pribadi, atau kendaraan sewa online atau konvensional. Tapi jika menggunakan kendaraan pribadi, ya siap-siap saja berputar-putar mencari tempat parkir, apalagi jika datang di hari libur. 

Transportasi umum yang nyaman digunakan untuk mencapai kawasan Kota Tua Jakarta adalah dengan menggunakan Commuter Line. Pastikan naik kereta jurusan Kota, tapi ya. Setelah tiba di stasiun Kota yang arsitekturnya juga cukup ikonik, kita bisa langsung menyusuri jalan untuk sampai ke kawasan Kota Tua. 

Transportasi umum selanjutnya yang juga cukup nyaman adalah dengan menggunakan Transjakarta Koridor 1 jurusan Blok M – Kota dan turun di Stasiun Kota yang jadi pemberhentian terakhir atau Transjakarta Koridor 12 jurusan Penjaringan – Tanjung Priok dan berhenti di Shelter Fatahillah. 

Selamat berwisata ya. 

  • August 3, 2018
  • 3