Hunian Nyaman Dengan Pengaturan Fungsi Ruang

Ngga terasa ini adalah post untuk trigger ketujuh di #kebloggingcollab. Kali ini saya akan membahas tentang hunian alias rumah, diawali oleh tulisan Mak Winarni di blog KEB yang membahas trik hunian nyaman di ruang sempit.

Apa sih yang biasanya terlintas ketika mendengar kata rumah? Saya sih selalu membayangkan keluarga dan tempat yang nyaman untuk pulang. Terlepas dari status kepemilikan rumah yang kita tinggali tetap dong kita menginginkan tempat yang nyaman setelah penat di tempat kerja dan stres karena macet-macetan?

Baca juga versi:

Mak Ima | Mak Eri | Mak Dira | Mak Merida | Mak Farida

Untuk membuat rumah menjadi hunian nyaman, selain dengan memastikan rumah rapi (dengan batita ada di rumah? ? no way sis, impossible), bersih, dan dekorasi menyejukkan mata. Tapi ternyata ada elemen lain yang bisa membuat hunian jadi nyaman, yakni mengenali fungsi ruang.

Saya baru saja menyelesaikan sebuah buku parenting berjudul The Secret of Happy Family, dan di buku tersebut dijelaskan bahwa pengaturan fungsi ruang juga penting untuk menciptakan rumah yang nyaman bagi seluruh anggota keluarga dan pada akhirnya membuat semua bahagia.

Jadi, pada dasarnya fungsi ruang terbagi menjadi 3; ruang privat, ruang bersama dan ruang publik. Ruang privat adalah ruangan yang hanya digunakan oleh satu atau dua anggota keluarga. Contoh ruang privat adalah kamar atau ruang kerja. Ruang bersama adalah ruangan yang digunakan bersama sama oleh beberapa anggota keluarga, seperti ruang keluarga atau dapur. Sedangkan ruang publik adalah ruang yang bisa diakses siapa saja, termasuk bukan anggota keluarga, contohnya ruang tamu.

Meski pada prakteknya ruang publik berbaur dengan ruang bersama, karena banyak sekali rumah yang meniadakan ruang tamu, atau justru lebih suka membawa tamu ke area ruang keluarga. Tapi saat kita memahami fungsi ruang masing masing maka akan lebih mudah untuk mendekor dan membuat rumah terasa lebih nyaman.

Ruang Privat
Jika dihuni oleh dua orang, maka kita patut mempertimbangkan dua karakteristik. Untuk suami istri biasanya sih tidak perlu lagi menandai area komunal di dalam kamar mengingat aktivitas suami istri yang dilakukan berdua di kamar biasanya terbatas. Tapi tetap saja, jangan lupa menyiapkan sudut pribadi untuk barang istri dan atau suami.

Dalam pemilihan ornamen kamar juga perlu disesuaikan, not too feminine and not too masculine. Perempuan biasanya menginginkan atmosfir yang nyaman dan hangat, thus inviting somebody else to sit down or lie down to talk. Makanya tumpukan bantal, duvet tebal dan warna pastel jadi andalan. Sedangkan laki-laki biasanya hanya melihat kamar tidur sebagai tempat buat tidur. Dekorasi seminimalis mungkin menjadi yang diinginkan.

How to compromise? Buibu bisa menempatkan tumpukan bantal di satu sudut kamar tidur, supaya tidak menumpuk di kasur. Make it your personal corner. Kalo luas kamar tidur tidak memungkinkan, bisa juga dibawa ke sudut rumah yang lain.

Bagaimana dengan kamar anak? Untuk yang memiliki 2 anak dalam satu kamar yang sama, penting adanya pemisahan tempat tidur. Hal ini untuk menjaga privasi si anak antara satu dan lainnya. Biarkan anak anak berkreasi sebebas mungkin untuk mendekorasi wilayah tempat tidurnya. Hal ini dapat membuat mereka memiliki rasa kepemilikan yang tinggi dan tidak terlalu sulit untuk meminta mereka membersihkan tempat tidurnya masing masing.

Pic from pinterest

Berikan karpet di tengah kamar anak untuk menandai area bersama. Aturannya sama dengan kamar tidur ayah ibu, sesuaikan dekorasi dan penataan dengan apa yang dibutuhkan kedua anak. Yang satu suka biru, satu suka merah? Bisa loh pake karpet pelangi. Jangan lupa tempatkan juga meja kecil atau container tempat mainan yang bisa multifungsi sebagai meja untuk anak berkreasi.

Ruang Bersama
Ruang bersama adalah ruang yang diakses oleh semua anggota keluarga. Mengompromikan penataan di ruang bersama dengan seluruh keluarga kadang bisa jadi malah membuat proses penataan ruang memakan waktu yang cukup lama. Salah satu solusi yang bisa dijalankan adalah dengan menanyakan siapa yang paling lama menggunakan ruang tersebut. Kenapa? Karena orang yang paling lama menggunakan ruang tersebut memiliki hak suara paling besar.

Salah satu contoh ruang bersama adalah dapur, yang biasanya jadi ruang gerak ibu, dan garasi yang biasanya jadi man-cave bapak (Maafkan contoh yang bias gender banget ini ya) Maka penataan dapur atau garasi bisa diserahkan kepada ibu dan bapak, tentu dengan memperhatikan masukan dari seisi rumah.

Selain itu, penting pula untuk memberikan sentuhan personal di sudut ruangan yang diakses bersama sesuai dengan kebutuhan masing masing, misal pojok baca dengan bean bag atau bantal bantal yang ditata senyaman mungkin dan rak buku yang menggantung di dinding untuk memanfaatkan ruang.

Untuk penataan sofa, dari buku yang saya baca, lebih baik menata sofa dengan melingkar katanya, supaya bisa full mendapatkan quality time dengan keluarga, but hey kalo tidak memungkinkan sofa berhadapan juga cukup kok.

Pic from pinterest

Pemasangan sekat dalam bentuk lemari hias juga bisa dipertimbangkan untuk memisahkan satu ruangan ke ruangan lain, pintu atau tembok untuk menyekat ruang tidak wajib kok.

Ruang Publik
Merupakan ruang yang dapat diakses siapa saja, termasuk tamu. Ruang publik ini bisa menjadi ‘wajah’ dari sebuah keluarga. Pencitraan sebuah keluarga bisa dinilai dari bagaimana mereka menata ruang publik.

Ruang publik ini termasuk pula taman dan ruang tamu ya. Makanya tidak jarang ruang tamu digunakan sebagai show case sebuah keluarga. Dapat piala, foto dengan orang terkenal, atau malah family values kadang dipajang di ruang tamu

Beberapa trik menata ruang tamu antara lain:

1. Gunakan warna warna hangat agar tamu merasa nyaman di rumah kita, dan jangan over do. Dalam pemikiran awam saya, tren shabby chic beberapa tahun ke belakang membuat ruang tamu menjadi taman bunga malah terlalu berlebih.

2. Jangan buat ruang tamu terlalu penuh dengan dekorasi, apalagi barang pecah belah, karena bisa jadi tamu malah jadi terlalu hati hati dan tidak sepenuhnya merasa nyaman karena takut memecahkan barang.

3. Showcase prestasi anggota keluarga boleh saja, tapi jangan semuanya. It’s a living room not a throphy room.

Nah itu dia, tips & trik pengaturan hunian nyaman berdasarkan fungsi ruang. Kuncinya ada di komunikasi dan kompromi seluruh penghuni rumah. Semoga bisa menginspirasi semua ya.

See you on another post ?,

  • January 28, 2018
  • 4