And They Finally Met – The Parents Meeting

Hai hai…

Jadi setelah mendiamkan tulisan ini di draft berbulan-bulan lamanya. Akhirnya saya meneruskan lagi menulis, (ga konsisten emang ih)

pic from here

Okay, seminggu setelah saya dan L menghadap orang tua saya, orang tua dan adik L datang ke rumah. Ceritanya silaturahmi dan mendekatkan dua keluarga gitu lah. Dari pihak saya, hanya ada saya dan dua orangtua, adik dan keluarga kecil kakak saya berhalangan datang.

Perkenalan, ngobrol kesana-kesini yang kemudian bertransformasi jadi….”SEMINAR PERTANIAN”.

Jadi ceritanya, ayah L beberapa bulan ke belakang mulai alih profesi jadi petani di daerah Garut sana, lahannya ditanami macam-macam sayur dan pernah mengalami gagal panen, berkali-kali.

Di sisi lain, papa saya tumbuh di keluarga petani, almarhum kakek pernah dipercaya jadi jarik dengan bayaran sekian luas lahan yang bisa diolah sesukanya. Selain itu, papa dari dulu suka tanaman dan bereksperimen. Papa masih menjadikan bonsai sebagai istri kedua, sedangkan soal eksperimen sepertinya papa sudah melewati masa-masa itu. Pada masanya dulu papa sempat bereksperimen bikin tempe rasa strobery, jamur yang difermentasi sendiri, nata de soya sampai yang terakhir adalah membuat bakteri pembersih dari sampah (yang ini masih diproduksi untuk konsumsi pribadi)

Papa kemudian bertukar pengalaman, tips dan saran dalam bertani sambil berkali-kali bilang “Bertani itu ngga gampang” yang lalu disambut oleh ayah L “Semua harus dicoba”.

Sampai akhirnya setelah dzuhur, kita semua makan siang. Waktu itu menunya simpel; sup bening, ayam saos wijen dan kentang balado (yang terakhir sebetulnya saya ga yakin).

After lunch, ngobrol-ngobrol santai bentar dan kemudian ayah L bilang if they don’t want to rush the wedding karena pengen nunggu renovasi rumah beres (L lagi renov rumah btw), saya sama L langsung liat-liatan kok jadi melenceng dari jalur? Padahal kata L, ayahnya udah oke-oke aja dan akan menyuarakan untuk menikah di Agustus. Mama papa saya merasa dikasih angin dan tentu saja membalas dengan bilang bahwa mereka ingin menunggu proses masuk kuliah adik saya beres.

Ya sutralah, kedua pasang orangtua setuju untuk tidak menargetkan Agustus, sebagai anak yang baik kami cuma bisa manut (padahal dalam hati merasa sedih)

Pas mereka pulang, sebagai hantaran balik dari kue dan buah-buahan yang dibawa L, saya menyerahkan keripik pisang dan sale pisang. Sempet bingung karena sebagai orang Puncak, saya tidak bisa mengoleh-olehi mereka sayur mayur (itu loh yang biasa di jual di pinggir jalan puncak as oleh2) karena ya ngapain juga lah mereka juga punya kebun.

Sekian pembahasan parents meeting kali ini.

See you in next post! 🙂

XO,

G

  • July 23, 2015
  • 1