Sojourn Tale: Review Madani Hotel Syariah Medan

Masih dalam topik #workcation di Medan, kali ini saya mau cerita tentang hotel yang ngga jadi saya inapi. Ngga diinapi tapi kok ngasi review sih? Ya gapapa dong, soalnya saya liat masih belum begitu banyak review soal hotel yang satu ini.

Saya memilih hotel Madani di Medan ini karena Swissbell penuh dan lokasinya yang paling dekat dengan tempat saya melakukan CLT. Saya cek review di internet sih sepertinya hotel standard ya, dan seingat saya si Hotel Madani ini eksteriornya lumayan oke kok.

Begitu tiba saya sudah ngga enak hati melihat bangunan hotel yang kurang terawat dan ada yang masih dalam tahap pembangunan(?).

Masuk dan disambut oleh bell boy, saya segera menuju meja resepsionis dan melakukan check in. I ignored the alarm in my head to cancel the check in. Proses check in lancar dan saya bisa early check in.

(baca juga: Workcation: Medan!)

Di lantai dasar ini ada coffeeshop, salon sampe toko minyak wangi Arab yang baunya ngga mengenakkan. Karena diburu waktu, saya langsung naik ke atas dan langsung turn off pas masuk lift. Kenapa? Lift yang berbentuk kapsul transparan ini memungkinkan kita untuk melihat keluar tapi sayangnya tembok yang kita lihat sangat tidak terawat.

Begitu keluar lift, saya menemukan bahwa kamar saya terletak tepat di seberang lift. Tapi hallwaynya gelap dan ada 2 kursi tinggi disitu yang bergaya tradisional ala ala kursi raja tapi kenapa saya malah merinding liatnya.

Mungkin kalau penerangan dalam hallwaynya mencukupi sih ngga akan seseram itu ya. Tapi ini beneran ngga banget deh. Just see the picture above.

Begitu masuk kamar, saya langsung kecewa karena kamarnya gelap, bau, dan nyeremin. I’ve tried to turn on the light tapi tetep aja ngga membantu. Begitu buka bedcover, spreinya juga ngga bersih. Ada lingkaran kekuningan yang entah bekas apa.

Plusnya mungkin hanya kamar yang cukup luas, pun disediakan sajadah. Tapi kalo kamu sudah terbiasa dengan hotel modern-minimalis this hotel is not for you. At all. Kamar mandi pun terlihat tidak terawat dengan handuk yang terlihat kotor. Cermin di kamar mandi pun ada bintik – bintik hitam tapi saya lupa foto.

Awalnya saya akan coba untuk stay, tapi saya bakal beli sprei dan handuk sendiri. Tapi karena makin kesini saya malah makin ngga nyaman dengan perasaan merinding, udahlah saya memutuskan untuk check out dan kena one night fee.

Kesalahan saya ada dua; saya ngga mengikuti insting saya untuk ngga jadi check in di tempat ini dan saya ngga mengajukan komplain langsung ke manajemen. Saat itu saya keburu turn off dan ngga mau berantem sama orang hotel  jadi saya check out dengan alasan harus pindah hotel. Yah saya memang tipe orang yang terlalu menghindari konflik jadinya malas komplain ??.

Yang pasti ini pelajaran banget buat saya;

1. Do thorough research, no extremely bad review does not mean the place is acceptable.

2. Trust own instinct, especially if its really bad feeling.

3. Do not afraid to complain, sometimes conflict is good.

G is signing out. See you on the next post! ??

  • January 26, 2017
  • 3