3 Malam di Grand Serela Yogyakarta
Masih melanjutkan seri #RoadTripCentralJava, kali ini adalah tentang hotel yang kami inapi di Yogyakarta.
Memilih hotel saat peak season itu memang ngeri-ngeri sedap. Saya membandingkan antara 2 online travel agent kesayangan, karena pilihan di OTA yang satu sudah terlalu terbatas.
Kriteria hotel yang bakal kami inapi di Yogya ini lebih banyak karena durasi tinggal yang cukup lama, 4 hari 3 malam, jadi kamarnya harus yang nyaman.
Pilihan jatuh pada Grand Serela Yogyakarta. Kenapa memilih hotel ini? Alasan utamanya adalah saya sudah sering banget menginap di grupnya kagum hotel di Bandung, antara Serela Riau atau Serela Merdeka, so we know what to expect.
Yang kedua adalah lokasi, informasi dari beberapa orang, hindari kawasan Malioboro saat libur panjang karena biasanya macet. Setelah dicek, lokasi hotel ini ngga terlalu dekat Malioboro, tapi cukup dekat dengan tempat makan dan masjid.
Yang ketiga, harganya masih reasonable, waktu itu kami dapat di rate sekitar 700k per malam per kamar.
Pre Arrival
Proses booking di salah satu OTA dalam negeri berjalan dengan mulus. Setelah melakukan pembayaran langsung, kami pun langsung menerima voucher hotel.
Sebelum sampai pun, kami sudah menelpon pihak hotel bahwa kemungkinan besar kami datang jam 7 malam, dan minta make sure bahwa kami mendapat kamar dengan double bed bukan twin.
Respons dari pihak hotel menyenangkan dan mengatakan menyanggupi permintaan kami. Meski permintaan untuk connecting room tidak bisa difasilitasi karena hotel dalam keadaan full.
Arrival
Hotel Grand Serela Yogyakarta ini terletak di Jalan Raya Magelang Yogya KM 6, dan begitu turun mobil, kita disuguhi tangga yang cukup tinggi tanpa adanya petugas! Kebayang ngga sih? Bawa tas, toddler dan koper, naik tangga tanpa ada yang bantu? Padahal resepsionis ada kok di balik pintu tinggi besar transparan.
Pic from grandserela.com
This is a turned down for me, beda jauh banget sama Serela Merdeka yang mana ada security dan trolley stand by, siap bantu angkat meski cuma beda platform.
Proses check in cepat dan memang ada petugas concierge yang bantu bawa barang-barang kita ke kamar. No hassle in the check in process, tapi kita cuma dikasih satu access card per kamar. I was willing to pay more deposit untuk dapat access card lagi, tapi ngga bisa karena katanya habis. Alasan yang agak aneh sih, masa access card abis, masa ngga ada cadangan just in case ada yang hilang atau rusak?
Stay Period
Setelah agak bad mood karena check in, Alhamdulillah dapat kamar yang bersih dengan ukuran kamar yang reasonable, alias ga kesempitan.
Lay out kamar sendiri hampir mirip sama Serela Merdeka tapi dengan kamar yang lebih lapang. Lantai di area tempat tidur pun berkarpet. Aman lah buat cici F mondar mandir.
Kamar mandi ngga begitu sempit dengan pemisahan area yang jelas antara toilet dan shower. Knob shower yang ada dua memudahkan untuk ambil wudhu.
The breakfast spread was okay. Sebetulnya sih varian makanan yang dihidangkan lumayan banyak, dengan menu oriental dan nasional mendominasi. Tapi mereka ngga punya egg station. So bye bye sarapan dengan telor ceplok atau omelet.
The overall stay experience was pleasant. Agak sedikit salah sih karena memilih lokasi di tempat ini sementara kami main main ke Daerah Prambanan dan Wonosari, tapi justru karena ‘menyebrangi’ Yogya, kami bisa melewati spot-spot wisata.
The Departure
Saat proses check out, kami berhasil memanggil petugas concierge yang membantu membawakan barang dari kamar sampai ke mobil.
Agak lama saat proses check out karena inspeksi kamar dan….we got fined for IDR 500k. Penyebabnya? Papa L merokok di kamar, dan asapnya masih tercium. Padahal semua ruangan memang no smoking dan ada plakat di lantai menuju kamar. But it was my mistake also, karena lupa mengingatkan.
So, lesson learned, we paid our mistake.
The conclusion
Well, it was a pleasant stay with pros and cons.
Here’s the pro:
1. Kamar yang rapi, bersih dan cukup lapang
2. Handuk yang meskipun ngga putih dan baru banget, tapi wearable.
3. Pilihan sarapan yang beragam
Here’s the cons:
1. Ngga ada greeter atau petugas yang membantu membawakan barang untuk menaiki belasan anak tangga.
2. Ngga ada kunci tambahan, padahal ketika kamar diinapi 2 dewasa, kunci tambahan menjadi penting.
3. Ngga ada egg station. Why oh why ngga ada egg station padahal hotel dengan breakfast ala ala biasanya menyiapkan menu telur yang bisa kita pilih.
So, I will give this hotel 3 out 5. Grand Serela Yogya will be selected into a shortlist for next stay, tapi ngga bisa jamin juga bakal nginep disana. Kalo ada hotel lain yang lebih strategis, dan tanpa anak tangga di depan, I might choose that one.
Jangan lupa baca seri tulisan #RoadTripCentralJava yang lain ya:
Makan Sate Cempe Kapis 85 di Pekalongan
Semalam Di Sahid Mandarin Pekalongan
Kuliner di Magelang: Kupat Tahu Warung Pojok
See you on the next post ?.
Hai Mba Gifta,
Repot banget ya Mba kalau cuma dikasih 1 access card, rempong harus saling tunggu dan aktifitas jadi nggak bebas yaa. Btw itu beneran bawa tas naik tangga? Sangat disayangkan sekali yaa, mau liburan malah bisa2 sakit pinggang bawain koper naik tangga.
Hai Mba Filly, terimakasih sudah berkunjung ya..
Iya cuma dikasih satu access card, gregetan banget jadinya. Ho’oh Mba, papanya L yang angkat koper gede karena ngga ada petugas yang keluar sama sekali. Untung ngga sakit pinggang.
Akses depannya hanya tangga ya? Gak ada akses buat kursi roda atau kereta dorong gitu?
Sepenglihatanku sih ngga ada Mak, lagian kalo pun ada karena lumayan tinggi pastinya curam banget sih.
Gak ada kunci tambahan itu yang kadang suka bikin repot ?
Iyaaa, bikin repot banget emang Mba.